Negara: sebuah pengantar

Sebuah penjelasan menurut kami dari libcom.org terhadap negara (state) dan bagaimana pentingnya hubungannya dengan para pekerja.

Submitted by Ed on May 21, 2017

Negara memiliki banyak bentuk dan ukuran. Demokrasi dan kediktatoran,ada yang menyediakan kesejahteraan sosial, ada yang tidak sama sekali, beberapa mengijinkan banyak kemerdekaan individu, namun lainnya tidak.

Tetapi kategori-kategori ini tidaklah selamanya. Demokrasi dan kediktatoran bangkit dan runtuh, sistem kesejahteraan (welfare) bisa dipasang dan dicabut, kebebasan sipil pun bisa berkembang dan juga bisa dikekang.

Bagaimanapun, seluruh negara menunjukkan fitur-fitur kunci yang menjelaskan secara keseluruhan.

Apa itu negara?

Seluruh negara memiliki dasar fungsi yang sama, yaitu mereka adalah sebuah organisasi yang membuat hukum juga menegakkannya dalam sebuah teritori tertentu. Dan yang paling penting, negara adalah organisasi yang dikendalikan dan dijalankan oleh segelintir orang.

Jadi terkadang, sebuah negara terdiri dari perwakilan/parlemen yang diisi oleh politikus terpilih, sistem pengadilan yang terpisah dan kekuatan militer dan polisi untuk menegaskan kebijakan mereka. Kadang juga, semua aparat ini bergantian berkuasa satu sama lain, seperti kediktatoran militer misalnya.

Tetapi kekuasaan untuk untuk membuat kebijakan politik dan legal – yang seringkali menggunakan kekerasan untuk menegakkannya bila perlu – adalah karakter asli seluruh negara. Namun yang paling penting, negara mengklaim memonopoli legitimasi penggunaan kekerasan di dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, negara berada di atas masyarakat yang diperintahnya khususnya masyarakat yang berada di dalam teritori mereka.

Negara dan Kapitalisme

Dalam masyarakat kapitalis, kesuksesan maupun kegagalan negara tergantung pada kesuksesan kapitalisme di dalamnya.

Intinya, ini artinya bila di dalam negeri (teritori) menghasilkan profit/keuntungan maka ekonomi akan berkembang. Jadi pemerintah akan mengambil pajak untuk membiayai aktivitas pemerintah.

Bila bisnis dalam suatu negeri membuat keuntungan yang menggiurkan, investasi akan membanjiri industri yang menguntungkan, perusahaan-perusahaan akan mempekerjakan banyak orang untuk mengembangkan investasi mereka untuk mendatangkan uang lebih banyak. Mereka dan para pekerja mereka akan membayar pajak agar negara tetap bekerja.

Namun bila profit turun drastis, investasi akan mengalir ke daerah dimana keuntungan akan menjadi lebih besar. Perusahaan-perusahaan akan bangkrut dan ditutup, para pekerja akan di-PHK, hasil pajak akan turun dan ekonomi dalam negeri akan jatuh.

Jadi mempromosikan keuntungan dan pertumbuhan ekonomi adalah tugas utama seluruh negara dalam masyarakat kapitalis – termasuk negara dengan ekonomi kapitalis yang mengklaim diri “sosialis”, seperti China atau Kuba.

Ekonomi Negara

Karena mempromosikan ekonomi adalah tugas utama dari negara, mari kita lihat tiang-tiang fundamental dari ekonomi kapitalis yang sehat.

Pekerja

Kebutuhan utama ekonomi kapitalis adalah keberadaan kelompok yang terampil bekerja, untuk membuat uang kapitalis menjadi lebih banyak uang lagi: yaitu kelas pekerja. Hal ini mengharuskan mayoritas populasi terbuang dari tanah mereka dan alat bertahan hidup mereka, jadi satu-satunya jalan bagi mereka untuk bertahan hidup adalah dengan menjual tenaga mereka untuk bekerja kepada mereka yang bisa membelinya.

Proses pencerabutan ini (terhadap tanah) telah berlangsung selama berabad-abad terakhir di seluruh penjuru dunia. Dalam masa-masa awal kapitalisme, para pemilik pabrik memiliki masalah besar dengan membuat para petani pergi bekerja ke pabrik-pabrik, karena petani selama ini hidup berkecukupan dari tanah yang mereka produksi/tanami. Untuk menyelesaikan masalah ini, negara menggunakan kekerasan untuk memaksa petani pergi dari tanah Komunal mereka, membuat hukum-hukum yang melarang gelandangan dan memaksa mereka untuk bekerja di pabrik-pabrik dalam ancaman eksekusi.

Hari ini, usaha ini terjadi pada sebagian besar masyarakat di seluruh penjuru dunia. Bagaimanapun, di beberapa tempat yang sering disebut “negara berkembang” (dunia ketiga), negara masih memainkan peran ini untuk memindahkan masyarakat untuk membuka pasar bagi investor

Properti

Kebutuhan pokok yang kedua adalah konsep kepemilikan pribadi terhadap properti. Seiring banyaknya orang untuk dicerabut dari tanahnya untuk membentuk kelas pekerja, kepemilikan tanah, bangunan dan pabrik dimiliki oleh minoritas dari populasi hanya bisa dijaga oleh organisasi kekerasan yaitu negara. Hal ini sangat jarang disebutkan oleh para pembela kapitalisme hari ini, bagaimanapun awalnya sudah menjadi rahasia umum. Seperti ucapan politik-ekonomis liberal Adam Smith:

Hukum dan pemerintah bisa disamakan pada hal ini dan termasuk setiap kasus orang-orang kaya bermacam-macam menindas orang miskin, dan membiarkan ketidaksetaraan mereka atas kekayaan yang mana bagi mereka (ketidaksetaraan tersebut) akan hancur sendiri dengan menyerang masyarakat miskin, yang tidak dihalangi oleh pemerintah yang mana akan menghabisi lainnya agar kesetaraan untuk mereka dengan menggunakan kekerasan terbuka.

(Laws and government may be considered in this and indeed in every case as a combination of the rich to oppress the poor, and preserve to themselves the inequality of the goods which would otherwise be soon destroyed by the attacks of the poor, who if not hindered by the government would soon reduce the others to an equality with themselves by open violence.)

Hal ini berlangsung sampai hari ini, keputusan hukum hanya fokus melindungi properti daripada masyarakat. Contohnya, tidaklah ilegal bila para spekulan menguasai pemasokan (supplies) makanan, membuat pasokan berkurang sehingga harga-harga kebutuhan menjadi naik sementara masyarakat sangat kelaparan, namun sangat ilegal bagi orang-orang lapar untuk mencuri makanan.

Apa yang Negara Lakukan?

Negara yang berbeda juga punya tugas yang berbeda pula, menyediakan makan siang gratis di sekolah sampai menegegakkan agama konservatif (macam syari’at agama). Namun seperti yang disebutkan sebelumnya di atas, fungsi utama seluruh negara dalam masyarakat kapitalis adalah melindungi dan mempromosikan ekonomi maupun membuat keuntungan.

Bagaimanapun, sebagaimana bisnis selalu dalam berkompetisi satu sama lain, mereka hanya sangat tertarik pada kelangsungan bisnis mereka sendiri yang kadangkala melukai ekonomi lainnya. Karena itulah negara kadang harus menjaga ketertiban ekonomi secara luas dalam jangka panjang.

Jadi negara mendidik dan melatih kekuatan kerja masa depan dalam negeri mereka dan membangun infrastruktur (jalan raya, sistem transportasi umum, dll) untuk membuat kita pergi bekerja dan mudah mendapatkan kebutuhan pokok (seperti sembako). Negara kadang juga melindungi bisnis nasional dari persaingan internasional dengan mengambil kekayaan mereka ketika mereka datang ke negerinya atau mengembangkan pasar mereka di dunia dengan cara perang maupun diplomasi dengan negara lain. Di lain waktu, mereka menghentikan pajak sementara dan mensubsidi industri, dan kadang juga memberikan bantuan (bail out) bila industri tersebut terlalu penting untuk jatuh dalam kebangkrutan.

Tindakan-tindakan tersebut kadang bertentangan dengan keinginan bisnis individu atau industri. Bagaimanapun, ini takkan merubah kenyataan bahwa negara mementingkan ekonomi dalam lingkup besar. Namun pada dasarnya langkah ini diambil sebagai jalan untuk menyelesaikan perselisihan antara para kapitalis yang berbeda.

Negara Kesejahteraan

Beberapa negara juga menyediakan banyak pelayanan publik untuk melindungi efek negatif dari ekonomi. Bagaimanapun, ini sangat jarang sekali, meskipun ada, hasil dari kemurahan hati para politikus ketika mendapat tekanan dari masyarakat.

Singkatnya, setelah Perang Dunia 2, Inggris membangun negara kesejahteraan, menyediakan layanan kesehatan, layanan rumah, dll kepada mereka yang membutuhkan. Bagaimanapun, mereka melakukan ini karena ketakutan para politikus melihat sejarah seringkali revolusi tiba setelah perang seperti yang terjadi pada Perang Dunia 1 mengakibatkan revolusi terjadi di Rusia maupun Jerman, juga peristiwa Biennio Rosso di Italia, pemberontakan tentara Inggris dll.

Ketakutan ini direspon. Saat akhir perang, kemarahan diantara kelas pekerja untuk memusuhi negara semakin naik. Para tunawisma menghasut tentara untuk merebut bangunan kosong ketika mogok dan kerusuhan sedang berlangsung. Anggota parlemen dari partai Tory MP menyimpulkan suasana hati para politikus di 1943, berkata ” bila kita tidak memberikan mereka suatu reformasi, maka mereka akan memberikan kita sebuah revolusi. ”

Ini bukan berarti reformasi adalah sebuah ‘kontra-revolusioner’. Artinya negara bukanlah mesin dari reformasi; namun kita, kelas pekerja – dan secara spesifik adalah hasil perjuangan kita.

Ketika perjuangan kita sampailah pada posisi dimana mereka tak bisa menghindar dan merepresi kita lagi, negara memberikan reformasi. Kita pada akhirnya menghabiskan 100 tahun berikutnya mendengar orang-orang terus-menerus menjadi seorang ‘tokoh reformasi besar’ yang mana saja, meskipun toh itu adalah hasil perjuangan kita memaksakan reformasi kepada mereka.

Ketika sebagai sebuah kelas pekerja kita terorganisir dan militan, perubahan sosial akan tiba. Tetapi bila militansi kita ditekan dan memudar, keuntungan kita juga direnggut. Pelayanan publik akan dipotong dan ditutup sedikit demi sedikit, kenyamanan akan kesejahteraan akan dikurangi, biaya untuk pelayanan akan diperkenalkan atau malah ditambah dan upah-upah akan dipotong.

Dengan demikian, banyaknya kesejahteraan dan layanan gratis bagi umum disediakan kepada kelas pekerja pada dasarnya menandakan keseimbangan kekuatan antara para bos dan pekerja. Contohnya kelas pekerja Perancis memiliki level organisasi dan militansi lebih tinggi dari kelas pekerja Amerika. Dan hasilnya, kelas pekerja Perancis memiliki kondisi kerja yang lebih baik, jam kerja lebih pendek, pensiun lebih dini dan layanan sosial lebih baik (misalnya layanan kesehatan gratis, pendidikan gratis, dll) – tidak peduli apakah yang berkuasa itu pemerintah sayap kiri maupun kanan.

Negara Pekerja?

Selama beberapa dekade, perjuangan berulang kali di tempat kerja maupun di jalanan, banyak pekerja mencoba memperbaiki kondisi mereka melalui negara.

Metode-metode yang tepat telah berbeda tergantung pada lokasi dan konteks historis tetapi singkatnya ada 2 bentuk: membuat atau mendukung partai politik yang bertarung di pemilu dan bekerja sesuai keinginan pekerja, atau yang lebih radikal memiliki partai yang merebut kekuasaan politik dan membangun pemerintahan pekerja melalui revolusi. Kami akan memeriksa dengan teliti 2 contoh yang menunjukkan kegagalan taktik ini.

Partai Buruh

Partai Buruh di Inggris dibentuk oleh serikat pekerja tahun 1906. Yang kemudian memakai negara agar menjadi masyarakat sosialis.

Bagaimanapun, menemukan kenyataan yang berada di Parliament (Parlemen/DPR), dan karena itu terlalu menggantungkan pada ekonomi kapitalis yang sehat mereka dengan cepat menghilangkan prinsip-prinsip mereka dan konsisten mendukung kebijakan anti kelas pekerja pada saat oposisi maupun kemudian saat di pemerintahan.

Dari mendukung pembantaian imperialis saat Perang Dunia I, sampai membunuh para pekerja di luar negeri agar bisa menjaga Kerajaan Inggris, juga memperburuk upah pekerja hingga mengirim tentara melawan pelaut yang sedang mogok.

Ketika kelas pekerja sedang ofensif, Partai Buruh malah menawarkan reformasi seperti partai lain. Tetapi seperti partai lain juga, ketika kelas pekerja mundur maka mereka menghapus reformasi dan mengurangi standar hidup. Contohnya hanya beberapa tahun setelah mengenalkan Layanan Kesehatan untuk Buruh Nasional gratis (the free National Health Service Labour) lalu mereka mengenakan biaya untuk resep, kemudian biaya untuk kacamata dan gigi palsu.

Seperti disebutkan sebelumnya, ini bukanlah karena anggota dan pengurus Partai Buruh (Labour Party) adalah orang-orang jahat tetapi karena pada akhirnya mereka adalah politikus yang berprinsip untuk menjaga ekonomi Inggris tetap kompetitif dalam pasar global.

Partai Bolshevik

Di Rusia pada 1917, ketika para pekerja dan petani bangkit dan merebut pabrik dan tanah mereka, Bolshevik menentangnya dan berencana untuk membangun negara pekerja yang “revolusioner”. Bagaimanapun, negara ini tidak bisa menghapus fungsi utamanya: sebagai pelindung elit yang menggunakan kekerasan, dan mencoba untuk membangun dan mengembangkan ekonomi untuk menjaga dirinya sendiri.

Yang sering disebut “negara pekerja” itu malah berubah melawan kelas pekerja: manajemen satu orang mulai dikembalikan lagi, mogok dijadikan melawan hukum dan bekerja pun secara paksa ditodong senjata. Negara bahkan mengeksekusi pendukungnya yang tak setuju dengan perubahan ini. Tidak lama setelah revolusi, banyak pendukung Bolshevik asli telah dieksekusi pemerintahan, institusi yang mereka dirikan bersama.

Melawan Negara

Ini bukan berarti masalah kita akan selesai seketika bila kita bubarkan Negara besok. Juga bukan berarti, meskipun Negara terpisah dari dasar konflik jantung masyarakat kapitalis: antara juragan dan pekerja. Bahkan Negara juga termasuk bagiannya dan juga sungguh berada di sisi para juragan.

Kapanpun para pekerja memperjuangkan perubahan dan kondisi kita, kita bukan hanya melawan para juragan tetapi juga Negara yang menggunakan polisi, pengadilan, penjara dan kadang militer untuk menjaga keadaan seperti ini.

Dan ketika pekerja mencoba memanfaatkan Negara, atau bahkan menguasainya untuk mendukung kepentingan kita, mereka telah gagal – karena pada dasarnya Negara adalah lawan dari kelas pekerja. Mereka hanya berhasil mengakui dan memperkuat Negara yang mana berubah melawan mereka.

Hanya kekuatan kolektif dan keinginan kitalah yang mampu mengganggu ekonomi yang memberikan kita kesempatan untuk merubah masyarakat. Ketika kita memaksa Negara untuk reformasi kita tak hanya memenangkan kondisi yang lebih baik. Poin aksi kita adalah membangun masyarakat baru, berdasarkan pada perbedaan prinsip. Sebuah masyarakat dimana hidup kita lebih penting daripada ‘pertumbuhan ekonomi’. Tipe baru masyarakat dimana tidak sebuah minoritas yang menguasai kesejahteraan dimana membutuhkan perlindungan dari orang yang tidak berpunya; itu adalah masyarakat dimana Negara tak dibutuhkan ada.

Negara membutuhkan ekonomi u tuk bertahan hidup dan selalu kembali kepada orang yang mengendalikannya. Tetapi ekonomi dan Negara berdasarkan hasil kerja yang kita lakukan setiap hari, dan memberi kita kekuasaan untuk mengganggu mereka dan nantinya kita bisa melawan mereka dua-duanya.

Informasi lanjut

  • Private property, exclusion and the state -Junge Linke – Tulisan singkat yang mengusut peranan Negara dalam masyarakat kapitalis.
  • The state: Its historical role – Peter Kropotkin – tulisan klasik anarkis yang mengusut peran Negara dalam masyarakat.
  • The state in capitalist society – Ralph Miliband – buku bagus menganalisis sifat Negara dan bagaimana para pekerja tak bisa menggunakannya untuk kepentingannya (sayangnya tidak tersedia online).
  • Capital and the state – Gilles Dauvé – analisa libertarian komunis yang lebih detail terhadap Negara.
  • Marxism, freedom and the state – Mikhail Bakunin -Koleksi tulisan dari anarkis Rusia dengan komentar terhadap Negara yang sayangnya membuktikan benar dan akurat dengan pengalaman Negara revolusi sosialis.
  • The Bolsheviks and workers’ control -Solidarity – pengusutan yang detail terhadap kebijakan anti kelas pekerjanya Bolshevik dalam masa awal revolusi Rusia.
  • Labouring in vain -Subversion – Kritik sejarah terhadap Partai Buruh dari perspektif kelas pekerja.

Comments